Sumenep – Bencana alam bisa datang kapan saja tanpa bisa diprediksi. Untuk itu, demi meminimalisir dampak kejadian bencana alam, maka setiap individu harus siap dengan kemampuan mitigasi termasuk di lingkungan Pesantren. Jumat, 27/09/2024.
Oleh karenanya, Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur menggelar sosialisasi mitigasi Santri Tangguh Bencana (SANTANA) untuk para santri di Pondok Pesantren At-Taufiqiyah, desa Aeng Baja Raja, Kecamatan Bluto, pimpinan KH. Imam Hasyim.
Kegiatan sosialisasi mitigasi bencana tersebut digelar setelah sebelumya BPBD Sumenep responsif mengatasi kekeringan di sejumlah Kecamatan dengan mengirim puluhan tangki air bersih.
Dalam kegiatan mitigasi hari ini, ada ratusan santri dan pengurus ponpes yang ikut serta dalam pelatihan ini.
Kepala Pelaksana BPBD Sumenep Drs. Ach. Laili Maulidy mengatakan, kegiatan Santri Tangguh Bencana (Santana) penting dilakukan.
“Melalui sosialisasi mitigasi Santana ini kami memberikan pembekalan-pembekalan kepada para santri agar mereka tanggap bencana,” kata Kepala Pelaksana BPBD Sumenep Drs. Ach. Laili Maulidy.
Adapun materi menurut Drs. Ach. Laily dimulai dengan pengenalan potensi bencana, dan pemahaman terkait langkah-langkah yang harus diambil saat bencana terjadi, termasuk mitigasi untuk meminimalisir kerugian yang dapat terjadi saat bencana.
“Santri harus menjadi paham bencana apa saja yang mengancam wiilayahnya dan upaya mitigasi apa yang harus dilakukan sehingga pondok pesantren menjadi siaga dan tangguh terhadap bencana,” ujarnya.
Kepala Pelaksana BPBD menjelaskan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana di lingkungan pesantren sehingga langkah-langkah mitigasi yang diambil untuk mengurangi risiko dan dampak bencana.
“Yang jelas kegiatan sosialisasi mitigasi ini bertujuan untuk membekali mereka dengan keterampilan yang dibutuhkan saat menghadapi situasi darurat,” terang mantan Kasatpol PP Sumenep ini.
Dirinya berharap, para santri di Pondok Pesantren At-Taufiqiyah dapat memahami dan menerapkan ilmu yang telah diperoleh terkait mitigasi bencana sehingga timbul kesiapan dalam menghadapi bencana alam dengan baik.
“Semoga langkah ini dapat meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, demi keselamatan bersama,” pungkas Drs. Ach. Laily Maulidy.