Sumenep– Tanpa alasan yang jelas, tiba-tiba Group WhatsApp Mitra Humas berganti jadi Group Rilis Humas Polres Sumenep
Dikutip dari Detikzone.net, Kasi Humas Polres Sumenep AKP Widiarti mengubah nama group Mitra Humas yang bertahun tahun disetting private tersebut menjadi group rilis Humas Polres Sumenep pada hari ini. Jumat, 12/01/2024, pagi.
Kendati demikian, group tersebut tetap disetting pribadi. Sebab, hanya admin yang bisa mengirim pesan.
Maksud dan tujuan Kasi Humas Polres Sumenep AKP Widiarti yang terkesan tak jelas tersebut langsung mendapat respon dari owner media Bagiberita.com.
“Perubahan Nama Group Mitra Humas, ke Rilis Humas. Makin menguatkan kalau Widi adalah humas yang otoriter, dia menempatkan Insan Pers hanya sebagai objek pendengar ceramahnya,” sebutnya.
“Saya menduga ada maksud tersembunyi dan cara ini merupakan cara Humas yang tidak beres,” ujar Fauzi AS saat memberikan tanggapan.
Fauzi AS mengaku terkejut, jika ada group Humas namun disetting private.
“Diantara group Humas Polres di Indonesia, mungkin hanya group Humas Polres Sumenep yang hanya di setting private,” ungkap Fauzi AS.
Padahal , lanjut owner Bagiberita.com ini, dalam group tersebut ada ratusan wartawan yang tergabung.
“Namun saat para wartawan yang tergabung di group tersebut hanya bisa disajikan rilis saja menurut saja Kasi Humas macam ini merupakan Kasi Humas sesuka-suka hati, karena tidak memberikan kesempatan wartawan untuk berinteraksi dengan Humasnya,” ungkap Fauzi AS. Jumat, 12/01/2024.
Ia tak heran manakala lintas elemen menyoroti kinerja Humas Polres Sumenep AKP Widiarti.
“Bagaimana bisa Sumenep akan kondusif jika Humasnya demikian mas. Pantesan saja terus menerus mendapat sorotan tajam dari lintas elemen masyarakat. Saya berharap, Kapolres Sumenep mengganti dengan Humas yang lebih humanis,” pungkasnya.
Diwartakan sebelumnya, – Beredar petisi untuk Kapolda Jawa Timur agar mengganti Humas Polres Sumenep.
Petisi tersebut bertema Kapolres Baru, Humas Baru.
Petisi yang telah menyebar luas ke sejumlah group WhatsApp hingga saat ini jadi pembahasan menarik.
Berikut isi petisi yang sudah tersebar luas tersebut.
Petisi Untuk Bapak Kapolda Jawa Timur.
#Kapolres Baru, Humas Baru
Dibawah ini adalah daftar Nama Aktifis, Tokoh dan Insan Pers yang mendorong perbaikan internal Polres Sumenep untuk segera mengganti Kasi Humas :
1. Fauzi As (Unsur Aktivis)
2. Rudi Hartono (Transindonesia)
3. Faldy Aditya (SuaraMadura)
4. Rudi Hermawan (BagiBerita)
5. Igusty (DetikZone)
6. Ilyas (JurnalisIndonesia)
7. Thoni (Merah-putih)
8. M. Andriansyah (Pemuda Muhammadiyah)
9. Intan (Beritata)
10. Seno (Eksklusif)
11. Noval (SerikatNews)
12. M. Darol (Ketua Umum MPR Madura Raya)
13. Musahnan (Ketua MP3S)
14. Sudarsono (ForumKota)
15. Ahmadi (TransMadura)
16. Maulana, S.H ( Praktisi Hukum )
17. A. Effendi, S.H (Pengacara)
18. Ifan (Chibernews)
19. Ali (Detikzone.net)
20. Anam (Detikzone.net)
21. Heri (LSM)
22. Rendi (Detikzone.net)
23. Massurah (Ringsatu)
24. Masruk Hanafi (Chibernews)
25. Suyadi (Aktivis Jawa Timur Cakna)
26. Supriyanto ( aktifis lingkungan dan pemerhati pertanian )
27. Matlawi LSM GMAS
28. WAKIL LSM GMAS
29. AGUS H LBH
30. YANTO LSM GMAS
31. MURSALIM LSM GMAS
32. LUKMAN LSM GMAS
33. Aril (Fokiskriminal.com)
34. Andika (Praktisi Hukum )
35. Ferry (Aliansi Progresif Sumenep)
36. Hendra (CNN)
37. Vero (Suaramadura.id)
38. Rahman Suhu ( Pengacara)
Mohon diisi dan diteruskan demi kepercayaan masyarakat pada institusi Polri dan demi tercapainya pengelolaan informasi yang adil dan berimbang
Akan segera kami tindaklanjuti pada pihak-pihak terkait.
NB : Petisi ini berakhir pada hari Senin, 15 Januari 2024.
Berkenan dengan itu, pemerhati kebijakan publik sekaligus owner Bagiberita.com, Fauzi AS menyebut, Humas Polres Sumenep AKP Widiarti layaknya memberi kado pahit kepada Kapolres baru karena sederet masalah yang mengundang berpolemik.
“Saya sangat menyayangkan Humas Polres Sumenep menghadiahi Kapolres Baru dengan sederet masalah,” sebut Fauzi AS. Kamis, 11/01/2024, malam.
Lebih dari sepekan, kinerja Humas Polres Sumenep terus mendapat sorotan tajam dari sejumlah pewarta, aktivis, tokoh pemuda, pengacara, praktisi hukum bahkan pemerhati kebijakan publik.
Kemelut polemik mengenai kinerja Humas Polres Sumenep, Madura, Jawa Timur, AKP Widiarti itu bahkan viral hingga menjadi tranding topik.
Sebelumnya, Fauzi AS juga turut memberikan sentilan kritik menukik atas kinerja Humas Polres Sumenep, AkP Widiarti yang disebutnya sangat buruk dan minus.
“Kasi Humas Polres Sumenep ini tidak hanya buruk, namun sangat minus bahkan lebih buruk dari Toa Amal,” sebutnya.
Bukan tanpa alasan Fauzi AS menyebutnya demikian, sebab dirinya mengaku seringkali dikecewakan AKP Widiarti.
“Terakhir itu, saya dikecewakan soal pemberitaan masalah kebakaran di toko saya sendiri. Bahkan terkait itu, kalau tidak salah wartawan saya R ( inisial) dimarahin saat mengambil dokumentasi terkait kebakaran toko saya, karena alasannya waktu itu dalam tahap penyidikan,” sebutnya.
Namun anehnya, kata Fauzi, AKP Widiarti justru mengeluarkan foto dan rilis ke salah satu media Nasional dengan menafsjr- nafsirkan sendiri angka kerugian yang dialaminya.
“Disisi lain dia melarang wartawan untuk memberitakan tapi dirinya sendiri merilis berita sesuai dengan kemauannya sendiri. Beritanya masih ada di saya. Dia itu Humas sesuka- suka hatinya. Padahal tidak pernah konfirmasi kepada saya,” katanya.
Pemilik Brand Labatik ini mengungkapkan, kerugian yang dialaminya itu hampir Rp 1 Miliar.
“Namun kemudian dirilis oleh Widi hanya sekian juta begitu, dan itu membuat saya sangat kecewa sekali,” ungkapnya.
Tentu dengan demikian, Fauzi beranggapan, kinerja Humas yang disebutnya sesuka-suka hati itu merupakan hal yang sangat sangat buruk, buruk dan buruk.
“Seharusnya bukan hanya sanksi yang didapatkan, namun demosi,” tuturnya.
Dengan gaya bahasanya yang blak blakan Fauzi AS lantas menginginkan, posisi Kasi Humas Polres Sumenep itu ditempati orang orang yang amanah.
“Mestinya Humas ini ditempati oleh orang orang yang memang betul betul amanah dan bertanggung jawab karena Humas merupakan corong untuk masyarakat. Bagaimana jika corongnya rusak kan bunyinya tidak bagus jika didengar oleh masyarakat,” tukasnya.
Disinggung mengenai group Humas yang disetting private, Fauzi AS menyebut bahwa itu merupakan cerminan Humas otoriter.
“Itu cerminan Humas yang otoriter,” pungkas Fauzi AS.