Surabaya – Makin maraknya oknum yang mengaku-ngaku sebagai wartawan semakin menjadi momok menakutkan bagi sejumlah institusi dan instansi pemerintahan maupun swasta.
Tak ayal kini mulai banyak sejumlah institusi dan instansi yang mengeluh akan keberadaan sejumlah oknum yang mengaku sebagai seorang jurnalis namun tanpa karya tulis, datang silih berganti dengan dalih silaturahmi ujung-ujungnya minta duit.
Seperti yang terjadi di Lapas Pamekasan, baru baru ini datang 4 orang yang mengaku sebagai wartawan media online dari Surabaya datang bergerombol layaknya pengemis dadakan datang dengan dalih silaturahmi meskipun tidak ada liputan.
Mengetahui kedatangan tamu dari Surabaya, KPLP Pamekasan Noval beserta staf menemui kedatangan mereka, bahkan menerimanya dengan senang hati dengan mempersilahkan masuk ke ruangan KPLP.
Hal itu seperti yang dikemukakan Dani selaku staf KPLP Pamekasan yang menceritakan kronologi hingga munculnya pemberitaan yang sifatnya sangat merugikan namanya tersebut, ia menceritakan ditengah-tengah perbincangan malah dituduh memotret oknum yang mengaku Jurnalis tersebut.
“Jadi emang betul ada 4 orang mengaku dari wartawan Surabaya pada hari kamis ke.arin, kami hargai mereka saat bertemu dengan KPLP, saya datang karena ruangan agak penuh saya duduk di pojok dan HP saya goyangkan ke atas karena tidak ada signal, lah kok saya malah dituduh memfoto, sudah saya tunjukkan tidak ada foto, namun mereka bergegas keluar ruangan,” urai Dani (13/1) selaku staf KPLP Pamekasan saat dihubungi melalui telepon selulernya.
Kendati ke empat orang yang merasa emosi tersebut keluar ruangan, namun mereka masih mengharapkan amplop atau uang dari petugas Lapas, terbukti mereka mau menerima uang sejumlah 600 ribu yang terbagi menjadi 4 yakni per orang menerima 150 ribu.
Namun selang beberapa saat, usai ke empat orang yang mengaku sebagai wartawan Surabaya ini keluar dari Lapas Pamekasan, tiba tiba salah satu oknum tersebut mengirim link pemberitaan dengan narasi yang mengatakan bahwasanya Pak Dani selaku staf KPLP tidak mempunyai kesopanan dan tidak menghargai.
Sontak hal tersebut membuat dirinya kaget dan merasa salah apa, kalau hanya masalah foto, sudah ditunjukkan tidak ada foto mereka sama sekali, kalau masalah nominal uang dirinya hanya menyampaikan, bukan pemberi kebijakan.
“Ya kalau masalah uang yang disoalkan, mereka ini pengemis apa jurnalis, kan kita sudah berbaik hati, ada tamu kita layani, pulang kita ayomi, kok nama saya ditulis, setau saya jurnalis itu etikanya tidak seperti itu, kalau seperti itu diperbolehkan saya akan berkirim surat ke dewan pers untuk mengecek keabsahan oknum tersebut sebagai wartawan,” imbuh Dani dengan nada yang sedikit parau.
Namun , saat berita ini hendak ditayangkan, link berita yang mencatut nama Dani staf KPLP tiba tiba berubah narasi.
Tim.