SOROTAN, Sumenep– Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI Sumenep) Musahnan murka nama organisasinya dikaitkan dengan dugaan penyelewengan BBM Subsidi di Sapeken yang diamankan Aparat Penegak Hukum setempat.
Musahnan menyebut, info yang mencatut nama HNSI dengan penangkapan BBM itu tidak benar.
“Di Kecamatan Sapeken belum terbentuk Kepengurusan HNSI yang baru dikarenakan pengurus yang lama SK- nya sudah tidak berlaku. Jadi info yang mengaitkan HNSI dalam penangkapan BBM itu tidak benar,” tegasnya. Sabtu, (09/11/23).
Lantara itu, Musahnan telah menghubungi Kapolsek setempat guna mengklarifikasi atas pencatutan nama HNSI.
“Kami sudah menghubungi Kapolsek atas pencatutan tersebut dan justru meminta agar pelaku ditindak tegas sesuai aturan yang berlaku,” ujarnya.
Aktivis senior itu menyesalkan kabar yang sudah terlanjur beredar yang mengaitkan organisasinya itu.
“Kami juga telah menyiapkan langkah yang kami anggap perlu terhadap dibawa-bawanya HNSI Sumenep,” tegasnya.
Sekedar diketahui, dugaan penyelewengan BBM Subsidi terjadi saat Kapal Ganda Nusantara 2 yang membawa rombongan Dinas Kesehatan Sumenep dan Provinsi Jatim yang berlabuh di Pelabuhan Sapeken, pada Jumat, 8 Desember 2023 sekira pukul 20.00 WIB.
Dari informasi yang dihimpun, BBM Subsidi jenis solar sebanyak 2 ton diduga dijual kepada Kapal Ganda Nusantara 2 yang tengah dalam kondisi kehabisan bahan bakar. Dengan harga jual per liter seharga Rp 9.000.
Dalam pemberitaan sejumlah media, nahkoda Kapal Ganda Nusantara 2 dikatakan membeli BBM Subsidi tersebut dari Agen Sumekar line berinisial HT yang merupakan penduduk asli setempat.
Transaksi jual beli yang berlangsung di dermaga Pelabuhan Sapeken, antara nahkoda Kapal Ganda Nusantara 2 dengan HT yang juga diklaim sebagai anggota dari HNSI itu, kemudian terendus dan diamankan Aparat Penegak Hukum setempat.
Sementara, pihak Kepolisian yang dikonfirmasi menyatakan bahwa peristiwa dugaan telah terjadi penyelewengan BBM Subsidi Solar di Pelabuhan Sapeken, masih dalam tahap penyelidikan.