SOROTAN, Pamekasan – Gelar konferensi pers dan seremonial pemusnahan barang kena cukai, Bea Cukai Madura hargai wartawan bersertifikasi Dewan Pers hanya dengan nasi kotak. Kamis, 07/12/2023.
Dikutip dari Detikzone.net, Nasi kotak tersebut diberikan kala sejumlah wartawan beranjak keluar ruangan.
“Bea cukai dari dulu begitu kak. kalau prosedur undangan kayak mau liputan presiden, harus wartawan bersertifikasi. MasyaAllah,” keluh wartawan muda asal Pamekasan inisial R.
Padahal, Bea Cukai Madura dikenal dengan lumbung anggaran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).
Bahkan Bea Cukai- lah yang membagikan kue kue anggaran DBHCHT ke sejumlah Pemkab.
Berkenan dengan itu, Anam, ketua Laskar Anti Korupsi Indonesia (LAKI) Madura menyebut bahwa Bea Cukai Madura keterlaluan.
“Jika benar demikian, Bea Cukai Madura ini sudah keterlaluan,” ujar Anam.
Padahal kata Anam, anggaran Bea Cukai sangat fantastis.
“Kok bisa bisanya, sekelas bea cukai hanya menghargai wartawan dengan nasi kotak dan air minum. Aneh sekali,” katanya Geram.
Pihaknya menyayangkan jika mitra kerjanya yang strategis hanya dihadiahi nasi kotak seharga belasan ribu rupiah.
“Nasi kotak bisa dibeli belasan ribu rupiah. Apakah harus dengan cara itu menghargai wartawan,” ungkapnya.
Ia beranggapan, dalam sebuah hubungan penting untuk saling memberi dan menerima. “Keseimbangan ini akan menciptakan hubungan yang sehat, baik hubungan pertemanan, persaudaraan dan sinergitas antar elemen. Termasuk Bea Cukai dan Pers,” tukas Anam.
Bahkan dalam waktu dekat Anam berjanji akan melakukan audiensi bahkan demostrasi besar -besaran ke Bea Cukai Madura mengenai transparansi anggaran.
“Tidak hanya anggaran saja. Nanti akan saya tanyakan kenapa semakin banyak kegiatan sosialisasi rokok ilegal malah justru semakin masif peredarannya. Ini patut dikawal, ada apa,” tandas pria yang juga menjadi keluarga besar Ormas Projo ini.
Sementara itu, saat Detikzone.net mengonfirmasi ke admin Bea Cukai Madura yang tercantum di kertas release kegiatan dengan nomor 081234XXxxx belum jua mendapat balasan.
Bahkan Tesar Pratama, selaku Pemeriksa Bea dan Cukai Ahli Pertama nomor WhatsApp-Nya hanya berdering saat dihubungi.
Hingga berita ini tersaji ke publik, Detikzone kesulitan menghubungi Kepala Bea Cukai Madura Muhammad Syahirul Alim lantaran tidak ada akses komunikasi.
Sekedar diketahui, pada giat yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam, Bea Cukai Madura sukses menggelar jumpa pers sekaligus pemusnahan barang kena cukai yang dihadiri sejumlah wartawan yang bersertifikasi Dewan Pers. ( Redaksi )